Sikap Nasionalisme


Di suatu kolam kecil, terdapat dua ekor kura-kura yang merupakan kakek dan cucu. Mereka tidak hanya hidup berdua, tetapi juga bersama beberapa ekor  ikan koi. Kehidupan mereka sangat bahagia di kolam tersebut. Kolam ini terletak di SMA N 68 Jakarta. Suatu saat cucu kura-kura yang bernama Kero bertanya kepada kakeknya “Kakek sebenarnya siapa makhluk-makhluk itu? Mengapa mereka selalu bolak-balik? Pagi hari mereka datang lalu saat sore mereka pulang…apakah mereka tidak bisa diam saja menikmati keadaan seperti kita?” Tanya Kero dengan rasa penasarannya. “Mereka adalah murid Kero…mereka bolak-balik karena memang tempat ini bukan rumahnya, ini adalah sekolah bagi mereka, tempat mereka menuntut ilmu” jawab Kipa sang kakek. “Menuntut ilmu itu apa?Apa itu penting kek?” Tanya kero masih dengan rasa penasarannya. “Menuntut ilmu itu mencari tambahan pengetahuan…ya menuntut ilmu itu sangat penting karena ini adalah salah satu sikap nasionalisme terhadap bangsa Indonesia” jelas Kipa. “Nasionalisme itu apa kek?” Tanya Kero yang justru bukan berkurang tetapi makin bertambah rasa penasarannya. “Hmm, nasionalisme itu sikap yang menunjukkan bahwa kita mencintai Negara kita, salah satunya dengan cara belajar sehingga kita dapat membangun Negara kita.” jawab Kipa. “Selain dengan cara belajar, cara apalagi kek yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan sikap nasionalisme?” lagi-lagi Kero menodong Kipa dengan pertanyaan-pertanyaannya.“Hoamm…sepertinya aku mengantuk Kero…bisakah kita lanjutkan nanti?” ujar Kipa. “Baiklah, selamat tidur kek” ucap Kero dengan wajah sedih. “Ada banyak sekali sikap yang menunjukkan nasionalisme Kero,” ujar Sika ikan koi yang ternyata dari tadi ikut mendengarkan percakapan Kero dengan kakeknya. “Yang paling mudah mereka lakukan adalah mengikuti upacara bendera dengan khidmat, hormat kepada bendera saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Tetapi entah kenapa sepertinya hal ini susah sekali dilakukan oleh pemuda Indonesia saat ini, tak terbayang apa jadinya jika mereka hidup pada saat Indonesia belum merdeka, beradu pendapat, tembak menembak, menyatukan Indonesia dari ratusan suku yang pasti sangat berat dibanding hanya hormat kepada bendera. Dan inilah yang harus kita ubah membuat para pemuda Indonesia saat ini sadar betapa beruntungnya mereka dibanding pemuda Indonesia yang terdahulu.” Jelas Sika kepada Kero. Setelah beberapa lama tak ada jawaban dari Kero, Sika pun menoleh dan mendapati Kero tertidur. Yaampun kakek dan cucu sama saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Bunda

Cucu Lucu

A Trip To Malang